Lonjakan Kasus DBD di Kota Tasikmalaya

by kitespline · July 17, 2025

Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan signifikan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2025.
Data Dinas Kesehatan menunjukkan hingga Juli 2025, terdapat 471 kasus DBD tercatat.
Sayangnya, dua kasus di antaranya berakhir dengan kematian, yang sangat memprihatinkan.
Peningkatan ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat setempat.


Kelompok Usia yang Paling Rentan

Kota Tasikmalaya, Data terbaru menunjukkan bahwa anak-anak menjadi kelompok usia yang paling rentan.
Usia 0–5 tahun mengalami 45 kasus, sedangkan 6–12 tahun sebanyak 59 kasus.
Kelompok usia 13–18 tahun juga tercatat dengan 21 kasus DBD yang dilaporkan.
Selain itu, kelompok usia dewasa juga tidak luput dari risiko, meski kasusnya lebih sedikit.

Dampak Pada Anak-anak

Anak-anak lebih rentan terhadap DBD karena sistem imun mereka belum kuat.
Kasus kematian yang terjadi juga sebagian besar menimpa anak-anak, membuat situasi makin kritis.
Orangtua diimbau untuk lebih waspada dan menjaga lingkungan di sekitar anak-anaknya.


Upaya Pemerintah dalam Menanggulangi DBD

Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya telah melakukan berbagai langkah penanganan.
Salah satu upaya utama adalah fogging atau pengasapan di area rawan nyamuk.
Fogging bertujuan membunuh nyamuk dewasa penyebar virus dengue agar penularan berkurang.
Selain itu, distribusi serbuk abate dilakukan untuk membunuh jentik nyamuk di sumber air.

Distribusi Serbuk Abate dan Edukasi

Sekitar 1.400 tablet abate telah dibagikan ke masyarakat melalui puskesmas.
Penggunaan abate membantu mencegah jentik nyamuk berkembang di tempat penampungan air.
Edukasi terus digencarkan agar masyarakat rutin menguras, menutup, dan mengubur tempat genangan air.
Kegiatan ini melibatkan peran aktif seluruh lapisan masyarakat agar efektif mencegah DBD.


Peran Aktif Masyarakat dalam Pencegahan

Masyarakat diimbau untuk menjalankan gerakan “Satu Rumah Satu Jumantik” (G1R1J).
Gerakan ini bertujuan memberantas jentik nyamuk dengan melakukan pemeriksaan rutin di rumah.
Lingkungan bersih dan bebas genangan air adalah kunci utama mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti.
Kedisiplinan masyarakat sangat menentukan keberhasilan pengendalian penyakit DBD.

Kebersihan Lingkungan dan Tanggung Jawab Bersama

Lingkungan yang bersih mengurangi tempat berkembang biak nyamuk dan risiko penyakit.
Setiap warga wajib menjaga kebersihan halaman, selokan, dan bak air di sekitar rumah.
Pengurangan sampah dan genangan air bisa meminimalkan populasi nyamuk secara signifikan.
Masyarakat juga diajak untuk saling mengingatkan agar menjaga kebersihan bersama.


Faktor Cuaca dan Musim yang Mempengaruhi

Cuaca ekstrem dan musim penghujan menjadi faktor pemicu meningkatnya kasus DBD.
Genangan air yang mudah terbentuk saat hujan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Peningkatan curah hujan di Tasikmalaya selama beberapa bulan terakhir memperparah kondisi.
Kondisi ini menuntut perhatian ekstra dari pemerintah dan masyarakat untuk melakukan pencegahan.

Pengaruh Cuaca Buruk Terhadap Kesehatan Lingkungan

Cuaca buruk membuat pembuangan sampah dan air tidak optimal, jadi sarang nyamuk.
Banjir juga dapat menyebarkan limbah yang memperburuk kondisi lingkungan dan kesehatan.
Lingkungan yang tidak bersih memicu risiko penyakit lain selain DBD, seperti malaria.
Penanganan kondisi ini harus melibatkan koordinasi lintas sektor untuk hasil maksimal.


Imbauan dan Edukasi Kesehatan dari Pemerintah

Pemerintah secara rutin memberikan imbauan melalui berbagai media komunikasi.
Masyarakat diajak memahami pentingnya menjaga kebersihan sebagai pencegahan penyakit.
Informasi tentang gejala DBD dan langkah pertolongan pertama juga disebarkan luas.
Pemerintah juga mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan pengendalian nyamuk.

Peran Media dan Komunitas Lokal

Media lokal berperan penting dalam menyampaikan informasi dan edukasi kesehatan lingkungan.
Komunitas lokal juga dilibatkan untuk menggerakkan masyarakat dalam menjaga kebersihan.
Kerjasama antara pemerintah, media, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan penanggulangan DBD.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan terus dilakukan agar masyarakat semakin sadar risiko DBD.


Kesimpulan

Peningkatan kasus DBD di Tasikmalaya menjadi perhatian serius pemerintah dan masyarakat.
Upaya penanganan yang melibatkan fogging dan distribusi abate sedang giat dilakukan.
Peran aktif masyarakat sangat penting melalui gerakan pencegahan di lingkungan rumah.
Cuaca ekstrem menambah tantangan, sehingga koordinasi lintas sektor harus diperkuat.
Pendidikan dan informasi kesehatan harus terus digalakkan agar kesadaran meningkat.
Dengan langkah bersama, diharapkan kasus DBD di Tasikmalaya dapat ditekan signifikan.


Jika Anda tinggal di Tasikmalaya atau sekitarnya, selalu jaga kebersihan lingkungan.
Terus ikuti informasi resmi dari Dinas Kesehatan dan ikut serta dalam upaya pencegahan DBD.
Kesehatan lingkungan yang terjaga adalah kunci untuk menghindari penyakit menular.

You may also like